Tempa Diri
Haiho, lama banget saya gak muncul di blog ini. Maaf juga karena kesibukan jadi blog ini agak tertinggal. Well, sekarang di bandung pukul 00.29 dini hari. Mungkin banyak dari manusia sudah tidur, mungkin ada pula yang sedang dikejar - kejar tagihan kerja atau tugas. Ada pula yang mungkin sedang nonton drama korea atau berbagai hal yang dilakukan pada malam hari.
Pemuda.....
Terdengar kata Pemuda dimana mana. Katanya Pemuda yang mengubah negeri. Katanya masa depan ada di tangan pemuda. Katanya pemuda ujung tombak suatu terobosan. Pemuda itu pemuda seperti apa?
Beberapa hari yang lalu saya diberikan kesempatan untuk menjadi seorang delegasi dari jawa barat guna mengikuti konferensi nasional yang mengangkat salah satu isu PBB yaitu SDG's dengan pokok permasalahan Sustainable City and Communities yang berarti saya harus menyampaikan ide saya guna membenahi permasalahan yang ada di kota dan pemukiman agar tetap berkelanjutan. Saya dengan kapasitas yang ada dengan pedenya mengutarakan pendapat dan ide saya menanggapi permasalahan yang terjadi.
Pergi dengan pede dan merasa diatas segalanya, saya memasuki ruangan itu, tapi itu hanya sebatas 30 menit saja. Karena selebihnya, selama 3 hari saya benar - benar merasa insecure dan minder setelah melihat delegate lain berbicara. Mereka hampir seumuran dengan saya bahkan tak jarang lebih muda. Tapi begitu saya melihat apa yang sudah mereka capai sampai umurnya, saya hanya bisa tertunduk malu.
Ya! Saya malu dengan kepedean saya, saya malu dengan pemikiran saya, dan saya malu dengan ke sok idean saya. Kenapa saya yang dengan kemampuan pas pasan gini bisa dengan seenak anginnya berani masuk kesini. That's some of my own mind in that cased.
Sampai akhirnya saya bertemu seseorang, yang mungkin dapat dikatakan cukup dewasa untuk usianya. Dia hanya tersenyum mendengar celotehan saya dari a sampai z hingga akhirnya dia berkata "Untuk apa kamu malu, kamu disini karena usahamu yang keras membuahkan hasil. Kamu bukan tanpa pengalaman, hanya saja kamu belum cukup menempa diri, belum cukup untuk berfikir kritis, atau mungkin belum cukup terasah hatinya. Kalau kamu istiqamah, inshaallah kamu bisa juga jadi mereka. Bahkan lebih"
Memang sebagai pemuda, seharusnya kita dibekali dengan pemikiran pemikiran kritis dengan hati yang tajam guna melihat permasalahan yang ada di sekitar. Melewati berbagai macam pemikiran dan aksi aksi, tentu pemuda dapat dengan perlahan membenahi daerahnya sendiri secara sedikit demi sedikit sebelum akhirnya dapat mengubah dunia.
Dengan semangat yang menggebu - gebu tentu juga pemuda dapat mendorong gerakan gerakan yang membangun. Mulai dari sekarang, mulai dari hal yang terkecil, mulai dari diri sendiri kalo kata aa gym. Berbekal itu yang ditanam, pasti akan timbul rasa ingin memperbaiki diri baik untuk diri sendiri sebelum kemudian keluar.
Melalui proses pemikiran, pegasahan hati, kepekaan sosial, dan kebijaksanaan dalam menyikapi masalah kita dan menempa diri untuk menjadi lebih baik. Sekarang yang ingin saya tanyakan, seberapa siap kamu jadi pemuda?
Pemuda.....
Terdengar kata Pemuda dimana mana. Katanya Pemuda yang mengubah negeri. Katanya masa depan ada di tangan pemuda. Katanya pemuda ujung tombak suatu terobosan. Pemuda itu pemuda seperti apa?
Beberapa hari yang lalu saya diberikan kesempatan untuk menjadi seorang delegasi dari jawa barat guna mengikuti konferensi nasional yang mengangkat salah satu isu PBB yaitu SDG's dengan pokok permasalahan Sustainable City and Communities yang berarti saya harus menyampaikan ide saya guna membenahi permasalahan yang ada di kota dan pemukiman agar tetap berkelanjutan. Saya dengan kapasitas yang ada dengan pedenya mengutarakan pendapat dan ide saya menanggapi permasalahan yang terjadi.
Pergi dengan pede dan merasa diatas segalanya, saya memasuki ruangan itu, tapi itu hanya sebatas 30 menit saja. Karena selebihnya, selama 3 hari saya benar - benar merasa insecure dan minder setelah melihat delegate lain berbicara. Mereka hampir seumuran dengan saya bahkan tak jarang lebih muda. Tapi begitu saya melihat apa yang sudah mereka capai sampai umurnya, saya hanya bisa tertunduk malu.
Ya! Saya malu dengan kepedean saya, saya malu dengan pemikiran saya, dan saya malu dengan ke sok idean saya. Kenapa saya yang dengan kemampuan pas pasan gini bisa dengan seenak anginnya berani masuk kesini. That's some of my own mind in that cased.
Sampai akhirnya saya bertemu seseorang, yang mungkin dapat dikatakan cukup dewasa untuk usianya. Dia hanya tersenyum mendengar celotehan saya dari a sampai z hingga akhirnya dia berkata "Untuk apa kamu malu, kamu disini karena usahamu yang keras membuahkan hasil. Kamu bukan tanpa pengalaman, hanya saja kamu belum cukup menempa diri, belum cukup untuk berfikir kritis, atau mungkin belum cukup terasah hatinya. Kalau kamu istiqamah, inshaallah kamu bisa juga jadi mereka. Bahkan lebih"
Memang sebagai pemuda, seharusnya kita dibekali dengan pemikiran pemikiran kritis dengan hati yang tajam guna melihat permasalahan yang ada di sekitar. Melewati berbagai macam pemikiran dan aksi aksi, tentu pemuda dapat dengan perlahan membenahi daerahnya sendiri secara sedikit demi sedikit sebelum akhirnya dapat mengubah dunia.
Dengan semangat yang menggebu - gebu tentu juga pemuda dapat mendorong gerakan gerakan yang membangun. Mulai dari sekarang, mulai dari hal yang terkecil, mulai dari diri sendiri kalo kata aa gym. Berbekal itu yang ditanam, pasti akan timbul rasa ingin memperbaiki diri baik untuk diri sendiri sebelum kemudian keluar.
Melalui proses pemikiran, pegasahan hati, kepekaan sosial, dan kebijaksanaan dalam menyikapi masalah kita dan menempa diri untuk menjadi lebih baik. Sekarang yang ingin saya tanyakan, seberapa siap kamu jadi pemuda?
Komentar
Posting Komentar