Perang Batin

Hai balik lagi sama saya Anesya. Sekarang pukul 23.54 saat saya mengetik tulisan ini. Kantuk memang sudah menyerang daritadi, tetapi mata sama sekali terpejam, padahal besok saya ada kuliah pagi.

Well, seiring bertambahnya usia kita mungkin dari kita banyak yang mengalami perubahan baik dari segi fisik (Iyalah gak mungkin orang begitu - begitu aja) seperti tambah tinggi, suaranya jadi berat a.k.a serak - serak basah (In my case, suara saya tambah cempreng), atau mungkin mulai mengetahui hal - hal baru demi perkembangan hidup. Namun ada juga yang berubah, yaitu pemikiran.

Semakin dewasa tentu semakin banyak konteks atau hal hal yang bakal dipikirin, mulai dari hal baik bahkan sampai hal yang kurang baik, mulai dari hal yang simple sampai hal yang rumitnya minta ampun, mulai hal - hal yang genting, sampai hal yang sama sekali gak penting. Begitu caranya otak bekerja, mencari suatu masalah dan dicari jalan keluarnya walaupun gak perlu.

Memang seperti yang kita tau bahwa otak adalah pembuat keputusan, tapi ada satu hal yang bisa jadi kontra dengan otak sebelum otak membuat keputusan. Dia adalah Hati atau Batin.

Seperti beberapa hari yang lalu, ketika saya ingin mulai untuk melakukan sesuatu tapi keinginan itu terhalang mager (fyi mager means Males Gerak, ya istilah untuk kata malas itu sendiri), udah tau kalau mager itu jelek saya sendiri melakukan pemberontakan pada diri sendiri seperti 'sebentar lah 5 menit lagi', dan kemudian saya mengiyakan si mager. Setelah 5 menit berlalu salah satu bagian dari diri saya mengatakan 'ayo mulai sekarang' tapi bagian lain dari diri saya menjawab 'elah baru 5 menit, bentar lagi lah'. And I approved that untill i doing nothing all day long.

Dan beberapa hal lain yang sering saya perdebatkan dalam diri saya sendiri, mulai dari hal - hal yang harus saya lakukan hingga hal sepele seperti pemeilihan baju even apa yang mau saya makan ketika istirahat kuliah. Saya seperti selalu membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain dimana sering terjadi perdebatan ketika membandingkan mana yang akan saya pilih, thats why saya merupakan orang yang cenderung lama dalam mengambil keputusan.

Saya tau bahwa yang hati / batin lakukan merupakan penyeimbang atas apa yang otak pikirkan. Maka ketika otak salah, hati akan mengingatkan dan jika sudah sama sama klop maka perintah tersebut dijalankan oleh seluruh anggota tubuh. Entah apa yang terjadi, namun ketika otak kontra dengan hati maka otak pasti akan melakukan pembenaran atas apa yang dipikirkannya walaupun hati tau bahwa itu adalah hal yang salah.

Sering kali juga saya melakukan pembenaran atas apa yang saya lakukan dan itu bertentangan dengan hati, tapi lagi - lagi tindakan yang saya lakukan dianggap benar dan tepat untuk dilakukan oleh siapa lagi kalau bukan otak. Namun hal yang terjadi selanjutnya adalah, saya akan menyesal melakukan tindakan tersebut.

Disana saya merasa sebagai seorang yang berhasil kalah telak.

Komentar

Postingan Populer